FOKUS SULAWESI – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPR) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengakui progress rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) terjadi deviasi karena waktu perlaksanaan yang molor.
“Jadi memang kita ada deviasi karena saat penandatanganan kontrak dengan pihak pelaksana, dilakukan pada bulan puasa. Mereka beranggapan, jika mulai pekerjaan saat itu, tidak akan efisien,” ungkap Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), pada Dinas PUPRP Parigi Moutong Moh. Aflianto Hamzah yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (24/06).
Empat proyek rehabilitasi itu berlokasi di DI Malanggo dan Sigenti Kecamatan Tinombo Selatan. Kemudian, DI Labalang Kecamatan Kasimbar, serta DI Parigi Kanan Kecamatan Parigi Barat.
Cuaca Parigi Moutong yang telah memasuki musim penghujan menjadi salah satu kendala karena rata-rata rehabilitasi DI merupakan pekerjaan struktur. Sehingga, menjadi hambatan dalam proses pemasangan batu. Selain itu, jumlah tenaga kerja dilapangan sangat kurang.
Terdapat deviasi pada progres pekerjaan yang cukup besar adalah, DI Labalang Kecamatan Kasimbar. Sebab, akses menuju DI sangat sulit sehingga pengangkutan material bangunan dilakukan menggunakan tractor atau gerobak.
“PPK dan pelaksananya sedang mencari solusinya. Jadi memang kita deviasi sekitar 6 persen untuk tiga ID. Sementara Labalang, sekitar 10 persen,” jelasnya.
Pihaknya terus berupaya, agar progress pelaksanaan yang minus dapat mencapai target penyelesaian sesuai kesepakatan dalam kontrak.
Bahkan, PUPRP optimis penyelesaian rehabilitasi DI selesai hingga batas waktu yang ditetapkan pada bulan Agustus mendatang. Sebab, setiap tahun proyek pekerjaan yang bersumber dari DAK tidak ditemukan permasalahan.
“DAK kami tidak pernah, tidak selesai. Kalaupun lewat dari masa kontrak, kami lakukan denda, tidak sampai menyeberang tahun,” kata dia.
Untuk menggenjot progres pekerjaan, khususnya di DI Labalang Kecamatan Kasimbar, pihaknya akan melaksanakan SCM bersama pihak pelaksana dilokasi, agar dapat melihat langsung kondisi yang menjadi permasalahan.
“Hanya yang itu, kalau yang lain alhamdulilah masih bisa kami atasi,” tuturnya. Opi